Belajar Mencintai dari Kisah KH. Marzuqi Mustamar & Hj. Umi Saidah Mustaghfiroh
Ponpesgasek.com- Rasa cinta selalu ada dalam hati setiap insan, rasa itulah yang pernah dirasakan oleh seorang tokoh ulama yang bernama KH. Marzuqi Mustamar dengan istri tercinta yang bernama Umi Saidah Mustaghfiroh. Inilah kisah kehidupan dan jalinan cinta kasih yang dikutip dari kisah seorang tokoh ulama yang dapat menginspirasi setiap orang dalam mencari cinta sejatinya.
Kisah bermula saat Kiai Marzuqi Mustamar menjadi santri di pondok Nurul Huda Mergosono, yang diasuh oleh KH. Masduqi Mahfudz. Saat itu Kiai Marzuqi Mustamar sudah mendapat tugas mengajar dari KH. Masduqi Mahfudz. Ketika mendapat tugas mengajar di kelas diniyah, benih cinta pun mulai tumbuh dan kian hari-kian menjulang. Wanita yang membuat hatinya bergejolak itu bernama Umi Saidah Mustaghfiroh, yang sekarang menjadi istri Kiai Marzuqi Mustamar. Ternyata Rasa Cinta yang dirasakan oleh Kiai Marzuqi Mustamar mendapatkan sambutan hangat dari seorang wanita yang telah bersarang dihatinya. Allah yang Maha Mentautkan hati setiap makhluknya, Dia lah yang lebih mengetahui berlabuhnya hati setiap insan
Berjalan beberapa bulan, Umi Saidah pun lulus kuliah. Kiai Marzuqi Mustamar sempat khawatir karena wanita yang dicintainya telah lulus kuliah dan akan boyong dari pondok Nurul Huda Mergosono. Kemudian melanjutkan hafalan Qurannya di pondok langitan.
Kemudian Kiai Marzuqi Mustamar pun bergegas untuk untuk menemui orang tua wanita yang dicintainya, bernama KH. Ahmad Nur. Ditemani teman pondoknya, bernama mas mif, yang merupakan lurah Pondok Pesantren Mergosono waktu itu. Kiai Marzuqi Mustamar berangkat naik bus ke lamongan, sampai disana disambut hangat oleh keluarga Umi Saidah Mustaghfiroh. Sampai disana Kiai Marzuqi Mustamar mengutarakan maksud kedatangannya, karena pada waktu itu juga terdapat 3 orang laki-laki yang sudah melamar Umi Saidah, salah satunya ialah Kiai Marzuqi Mustamar. KH. Ahmad Nur pun tidak langsung menjawab, akan tetapi terlebih dahulu meminta istikhoroh ke Langitan, ke Mbah Din Madiun, Kiai Mas Nur Branjangan, keluarga Sidoresmo. Hasil istikhoroh dari Langitan, Mbah Din Madiun, juga Kiai Mas Nur Branjangan (Rois Syuriah PCNU Surabaya), semuanya menunjuk ke Kiai Marzuqi Mustamar. Singkat cerita, dilangsungkanlah pernikahan antara Kiai Marzuqi Mustamar dengan Umi Saidah Mustaghfiroh.
Memang benar, cinta perlu pembuktian dan juga perjuangan. Yang menjadi pertanyaan apakah kita sudah memperjuangkan cinta dengan cara yang benar? Andaikan cinta itu sendiri dapat mengungkapkan apa yang ia rasakan, angkasa pun tak cukup luas untuk membendung gemanya. Cukup Allah sebagai saksi atas cinta seorang insan.