Kajian

Burdah Keliling, Tradisi Tolak Bala Agar Terhindar dari Wabah Penyakit

Ponpesgasek.com – Udara dingin menusuk, kabut pun cukup tebal menghalangi pandangan. Akan tetapi, puluhan orang laki-laki masih terus berjalan dengan melantunkan selawat burdah di mulutnya. Dengan niat mendekatkan diri kepada Allah agar terhindar dari wabah yang sedang terjadi saat ini. Suasana seperti itulah yang terjadi setiap jam 12 malam di Dusun Taman, Desa Kayukebek, Pasuruan, selama pandemi Covid-19 merebak hingga kini.

Para laki-laki setiap hari bergiliran membaca selawat burdah sambil berkeliling desa. Hal ini seperti yang dituturkan oleh Hasyim (55 th) selaku salah satu pemuka agama di Desa Kayukebek. Kegiatan ini dilakukan dengan niat berdoa kepada Allah swt. agar dihindarkan dari bala dan juga sekalian mengamankan wilayah desa dari orang yang ingin berbuat jahat.

Sebuah Kultur yang Dilahirkan oleh Peristiwa

Kegiatan seperti ini tentu dilakukan tidak hanya pada saat ini saja. Dahulu, Hal serupa juga pernah dilakukan di Desa Kayukebek. Tepatnya pada tahun 1987, ketika wabah penyakit pes melanda Dusun Surorowo. Lokasi Dusun tersebut tepat bersebelahan dengan Dusun Taman. Dikutip dari liputan berita Prastawa (2008), bahwa wabah penyakit ini memakan korban sebanyak 21 orang pada saat itu. Lalu, melihat keadaan yang memprihatinkan itu, seorang tokoh agama setempat di Dusun Taman berinisiatif untuk melakukan pembacaan Selawat Burdah keliling  di Dusun Surorowo.

Bermula sejak itulah, pemuda dan warga Dusun Taman melakukan pembacaan Selawat Burdah sambil berkeliling Dusun Surorowo. Pada saat itu Dusun Surorowo kebetulan mayoritas penduduknya beragama Hindu. Hanya beberapa masyarakat saja yang memeluk Agama Islam. Karena keadaan yang demikian, maka kegiatan berselawat keliling semata-mata dilakukan untuk memohon pertolongan Allah swt. dan bermaksud mensyiarkan agama Islam. Pembacaan selawat keliling pun terus berlangsung hingga wabah pes di Dusun Surorowo diangkat oleh Allah swt. Alhamdulillah.

Ekspresi Berdoa di Dalam Islam Bermacam-macam

Kita sebagai umat Islam, percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah kehendak Allah swt. Selain melakukan cara-cara medis (lahir), dalam upaya mencegah wabah ini, kita juga harus berdoa dan bertawakal (batin) kepada Allah. Dengan harapan agar penyakit ini segera diangkat dan obatnya segera ditemukan. Banyak sekali doa-doa dan amalan tolak bala yang dianjurkan untuk diamalkan dalam Islam. Seperti bersedekah, membaca selawat, membaca wirid, dan amalan-amalan sunah lainnya.

Salah satu dari amalan sunah tersebut adalah membaca termasuk membaca Selawat Burdah karya Imam Al-Busyiri. Beliau merupakan murid dari Imam Abu Hasan Asyadzili. Disebutkan dalam kitab Tiryaqil Aghyar karya Kiai Bisri Musthofa bahwa salah satu fadillah membaca Selawat Burdah ialah menolak bala. Hal demikian pula yang menjadi dasar dari amalan yang telah dilaksanakan oleh masyarakat Desa Kayukebek, Pasuruan.

Sejak awal Maret, masyarakat di Desa Kayukebek khususnya laki-laki dengan bergiliran secara rutin. Setiap RT dikoordinir oleh aparat desa dan tokoh agama setempat. Warga RT tersebut berkumpul di tempat yang sudah disepakati tiap RT-nya. Kemudian setelah berkeliling kembali lagi ke titik semula untuk melakukan doa sebelum akhirnya membubarkan diri.

Seperti yang dikabarkan oleh Hasyim (55th), “Alhamdulillah, meskipun kecamatan Tutur sudah menjadi zona kuning, hingga saat ini di Desa Kayukebek tidak ada ODP, PDP, ataupun kasus positif Covid-19hal ini merupakan pertolongan yang diberikan oleh Allah dengan wasilah Selawat Burdah yang rutin dibacakan tersebut”, ucapnya.

Anjuran Nabi Agar Mendahulukan Selawat Sebelum Berdoa

Dalam buku Qashidah Burdah Imam Al Busyiri yang ditulis oleh KH M. Syarwani Abdan (2011), juga telah menjelaskan banyak sekali fadilah dari Selawat Burdah ini. Salah satu keutamaannya adalah menyembuhkan segala macam penyakit. Doa-doa yang dipanjatkan dengan diiringi bacaan selawat akan lebih didengar oleh Allah. Nabi Muhammad pernah bersabda:

عن فَصَالَةَ بن عُبَيدْ رضى الله عنهما قَالَ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم رَجُلاً يَدْعُوْ فِىْ صَلاَتِهِ لَمْ يَحْمَدِ اللهَ تَعَالَى وَلَمْ يُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم عَجَّلَ هَذَا، 

Artinya: Baginda Nabi mendengar ada seseorang yang sedang berdo’a tapi tidak dibuka dengan memuja Allah ta’ala dan tanpa membaca shalawat, Nabi berkata “orang ini terburu-buru”

Jika melihat hadis di atas, dapat kita simpulkan bahwa ketika kita hendak berdoa dengan diawali memuji kepada Allah dan membaca selawat kepada nabi akan lebih lebih baik dari pada tidak membacanya terlebih dahulu.

Memang di tengah wabah seperti inilah, sebagai umat Islam keimanan kita diuji oleh Allah SWT. kita diwajibkan berikhtiar secara dhohir (lahir), seperti menjaga kebersihan, mencuci tangan, menggunakan masker, tidak bepergian, dan lain sebagainya. Namun usaha yang tidak kalah penting pula yaitu memohon kepada Allah agar wabah ini segera diangkat. Berdoa kepada Allah bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya ialah membaca Burdah. Para Ulama menganjurkan kita agar mengamalkan pembacaan Selawat Burdah ini, sebab membaca selawat akan menjauhkan kita dari segala mara bahaya. Amin, yaa Robbal Alamin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *