23 Santri Finalis Vision Of Peace Awards Berasal Dari Ponpes Sabilurrosyad Gesek
“Vision of Peace Awards“ yang digelar di Pondok Pesantren Sabilurrosyad-Gasek, Kota Malang, Jawa Timur memilih 23 santriwan-santriwati sebagai finalis dalam menggemakan pesan perdamaian lewat kreativitas anak.
Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad, KH Marzuki Mustamar bersama founder Visions of Peace Awards Indonesia, Demien Dematra serta Direktur Pengembangan Bisnis TIMES Indonesia, Sri Widji Wahyuning Utami, hadir dan berbaur dalam acara itu.
Sebelum acara di Pondok Pesantren Sabilurrosyad ini, founder Vision of Peace Awards telah mengawali rangkaian World Interfaith Harmony Week (Hari Harmony Keberagaman Antar Umat Beragama) dibeberapa tempat. Hamony Week ini telah dicanangkan PBB dan kali pertama diusulkan Raja Yordania tahun 1995.
Ketua Umum Yayasan Peduli Anak Indonesia (Yapena), Erna Santoso yang mengawal kegiatan itu mulai pagi hingga malam hari. Erna Santoso adalah artis senior yang juga aktif mengawal bidang sosial kemanusiaan di Indonesia.
Founder Visions of Peace Awards Indonesia, Demien Dematra menjelaskan, karya terbaik anak-anak itu akan dibukukan dan akan dijadikan sebagai pesan perdamaian dan kemudian akan dipersembahkan kepada para pemimpin di dunia.
Demien, pada tanggal 21 September 2024 lalu sempat didatangi utusan dari PBB. Dalam pertemuan itu, tercetus karya terbaik anak-anak itu akan dipamerkan di PBB.
“Jadi jangan melihat karya karya ini hanya di tempat ini. Tapi gaungnya ke seluruh dunia yang bisa menginspirasi para pemimpin dunia untuk belajar tentang perdamaian dari anak-anak kecil. Sebab hatinya anak kecil itu masih murni, jernih, tidak ada kepentingan apa-apa kecuali menginginkan dunia yang lebih baik,” tutur Demien.
“Karena itu banggalah yang menjadi pemenang, sebab akan bisa disampaikan kepada anak cucu kita kelak, bahwa adik-adik pernah menjadi bagian dari sebuah proyek perdamaian se dunia,” tambah Demien.
Penilaian para pemenang itu juga dilaksanakan antar negara pada saat itu juga. Keputusannya langsung dilakukan founder Vision of Peace Awards di Amerika Serikat karena sudah saling berkomunikasi memanfaatkan kecanggihan teknologi.
Dari 23 finalisfinalis peserta lomba melukis dengan crayon bertema tentang perdamaian itu, dipilih 3 orang diantaranya sebagai juara 1, 2 dan 3. Jumlah peserta keseluruhan lebih dari 100 anak.
Mereka akan diundang di Universitas Muhammadiyah Malang pada tanggal 21 September 2024 malam untuk menerima hadiah dari founder yang dari Amerika Serikat. “Karena salah satu founder dari Amerika Serikat akan datang langsung,” kata Demien Dematra.
Acara penyerahan itu jadwalnya juga akan dihadiri Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid. “Kalau berkenan pak Kyai Marzuki juga kami harapkan bisa hadir dalam acara itu,” tambah Demien.
Lomba melukis itu dilangsungkan sejak pagi hingga malam dan merupakan agenda yang ke 31 untuk periode tahun 2023 dan pertama di tahun 2024.
Vision of Peace Awards adalah proyek menggemakan perdamaian pada generasi muda lewat cara-cara kreatif bersama sutradara, penulis novel dan skenario Indonesia, Damien Dematra ini kali pertama digelar di Jogyakarta.
Setelah itu aktivitas ini terus berlanjut di sejumlah kota seperti Palu, Bali, Batu Malang, Yayasan Mujahidin Surabaya, PP Muhammadiyah bahkan sampai ke Kualalumpur, Malaysia.
“akan digelar di Surabaya dan Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang,” ujar Demien yang pernah meraih gelar kebangsawanan Kanjeng Pangeran dari Kesultanan Surakarta Hadiningrat ini.
Vision of Peace Awards adalah proyek sosial menggemakan perdamaian pada generasi muda lewat cara-cara kreatif bersama sutradara, penulis novel dan skenario Indonesia, Demien Dematra dan dikawal artis Erna Santoso, Ketua Umum Yapena.